Metode hash block chaining ini merupakan metode fragile watermark, yaitu watermark yang disisipkan sangat mudah rusak jika dilakukan modifikasi pada citra host. Metode ini beroperasi pada blok yaitu citra yang akan diolah dibagi-bagi menjadi blok-blok. Jika dibanding dengan metode yang pixel based, memang block based agak lebih rumit, namun tingkat keamanannya lebih bagus. Wong mengusulkan salah satu skema block-wise, yaitu citra dibagi menjadi blok-blok, kemudian dilakukan fungsi hash terhadap masing-masing blok tersebut, dan nilai hash tersebut disisipkan pada LSB dari masing-masing pixel citra. Skema ini memungkinkan untuk menentukan lokasi dimana modifikasi dilakukan, namun ternyata masih banyak kekurangannya.
Pada hash block chaining, setelah citra dibagi menjadi blok-blok kemudian dilakukan fungsi hash terhadap masing-masing blok, dalam melakukan fungsi hash disini tidak hanya blok yang bersangkutan saja yang menjadi parameter penghitungan nilai hash tetapi juga blok tetangga. Fungsi hash yang akan digunakan adalah MD5 (Message Digest 5). Jadi jika blok Xt mengalami kerusakan maka blok lain yang bergantung pada blok Xt tersebut akan mengalami kerusakan juga. Banyaknya jumlah ketergantungan blok satu terhadap yang lain mempengaruhi keakuratan penentuan lokasi serangan, idealnya adalah satu blok bergantung pada satu blok lainnya, seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Proses Penyisipan
Secara garis besar, proses penyisipan pada metode hash blok chaining ini adalah sebagai berikut :
a. Citra asli Z yang berukuran NxM dibagi menjadi n blok Zt (0 < t < n) masingmasing 8x16 pixel. Masing-masing Zt akan diwatermark secara terpisah.
b. A adalah citra biner yang akan disisipkan. Citra ini akan direplikasi hingga ukurannya sama dengan ukuran citra asli. Kemudian citra A dibagi menjadi n blok At.
c. Set bit LSB pada blok Zt menjadi 0, blok yang LSBnya telah di set nol tersebut kita dengan Zt*.
d. Lakukan fungsi hash :
Ht ≡ H (M, N, Zt*, Z*(t-1) mod n, t)
e. Lakukan operasi :
Ht XOR At = Ht
f. Sisipkan Ht pada LSB Zt*
Proses Ekstraksi
Langkah yang dilakukan pada proses ekstraksi adalah :
a. X merupakan citra terwatermark berukuran NxM, kemudian bagi menjadi n
blok Xt
b. Set LSB dari blok Xt menjadi 0, blok yang LSBnya telah diset menjadi nol
tersebut kita sebut dengan Xt*.
c. Lakukan fungsi hash : Ht ≡ H (M, N, Xt*, X(t-1) mod n,t)
d. Ekstraksi LSB dari blok Xt, hasil ekstraksi LSB disebut Dt
e. Lakukan operasi : Ht XOR Dt. Hasil dari operasi tersebut adalah citra watermark ekstraksi.
0 comments:
:berduka: :alay: :bingung: :capede: :cekpm: :cendol: :cewek: :hammer: :hoax: :hope: :hotrit: :lapar: :malu: :malu2: :marah: :mewek: :najis: :nerd: :ngacir: :ngakak: :nosara: :peluk: :pertamax: :rate: :recseller: :tkp: :sungkem: :takut: :siul: :thanks: :sm2_mao: :sm2_repost: :mupeng: :sundul: :fd1: :fd2: :fd3: :iluvi:
Posting Komentar
Ayo jangan lupa isi comment nya ya sob..
Kalo ga punya blog tinggal masukin nama aja kan ada pilihan name/url. name-nya diisi, url-nya dikosongin aja. trims...